link and match smk dengan dunia kerja
Selainketidaksesuaian antara supply dan demand tenaga kerja, permasalahan lain dari lulusan SMK KP adalah educational mismatch di dunia kerja. Artikel ini melaporkan analisis kondisi ketenagakerjaan lulusanSMK, dipetakan potensi KP dan penyerapan tenaga kerja di tingkat lokal, serta dikaji permasalahan educational mismatch .
MenteriKetenagakerjaan Ida Fauziyah mengutip hasil studi Bappenas dan Bank Dunia (2020) yang menunjukan bahwa Sistem Informasi Pasar Kerja (SIPK) Indonesia berada pada tingkat dasar menuju menengah. SIPK Indonesia saat ini masih belum optimal, belum ideal, serta terbatas.
bertambahdengan link and match, yaitu untuk meningkatkan relevansi pendidikan Magang berkaitan dengan dunia kerja, yaitu bagian dari pelatihan kerja yang tingkat akhir atau siswa SMK kelas 3 dengan PKL, sebagai salah satu syarat utama untuk menyelesaikan proses pendidikan. Sedangkan pelatihan kerja biasanya diikuti oleh pekerja
LulusanSMK dan Industri. Jakarta: Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong implementasi pengembangan sumber daya manusia (SDM) industri melalui pendidikan vokasi yang link and match antara Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan industri. Sebagai tindak lanjut dari fasilitasi kerja sama antara SMK dan pelaku usaha, Kemenperin memfasilitasi
KUTOARJO Upaya untuk menghilangkan jarak antara dunia pendidikan dengan kebutuhan dunia usaha dan industri SMK Institut Indonesia Kutoarjo terus melakukan inovasi. Salah satunya dengan menggandeng Toyota Nasmoco Magelang melalui program Nasmoco Go To School. Kegiatan yang berlangsung selama dua hari itu di halaman SMK Intitut Indonesia akan memberikan layanan servis mobil
Site De Rencontre Gratuit Belgique Sans Inscription. GOWA - Link and match antara Sekolah Menengah Kejuruan SMK / Perguruan Tinggi Vokasi PTV dengan dunia usaha dunia industri DUDI yang digaungkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kemdikbud melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Ditjen DIKSI tahun 2021 bukanlah merupakan program baru. Jika ditelisik lebih jauh, program ini mulai dicanangkan tahun 1989. Mengutip tulisan Eka Prihatin Disas 2018 dan Endang Soesilowati 2009, link and match kala itu merupakan salah satu kebijakan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Depdikbud, yang menekankan pada penggalian potensi dan pembekalan kompetensi lulusan pendidikan vokasi sesuai kebutuhan pasar kerja, dengan kata lain paradigma supply minded bergeser menjadi demand minded. Harapannya, jika program ini berjalan dengan baik maka dapat menekan jumlah pengangguran dari lulusan SMK/PTV. Yoan Oktaviani dalam artikel yang diterbitkan Kompas 30 Juli 2020 memaparkan historis perjalanan program link and match. Dinyatakan dalam tulisannya, dasar konsep link and match dikuatkan dengan Peraturan Pemerintah PP Nomor 29 Tahun 1990 khususnya pada Pasal 29 Ayat 2. Selanjutnya tahun 1993, Mendikbud Wardiman Djojonegoro dan Menteri Tenaga Kerja Depnaker Abdul Latief berkomitmen mempersiapkan tenaga kerja mandiri dalam program kerja bersama. Dalam hal ini, Depdikbud mempersiapkan software, dan Depnaker bertugas menyelesaikan persoalan di dunia kerja. Kemudian tahun 1994, kedua Menteri ini melakukan perjanjian kerjasama untuk program pemagangan dan sistem ganda. Tahun 2003, Kementerian Riset dan Teknologi merancang pengembangan link and macth antara SMK dan UKM dalam pelaksanaan program sistem intensif penguatan teknologi dan manajemen. Tahun 2004, model pembelajaran pelatihan berbasis produksi diharapkan dapat diaplikasikan di SMK. Periode tahun 2005-2012, Direktur pembinaan SMK Joko Sutrisno memperkuat tata kelola SMK melalui penerapan sistem manajemen mutu ISO 90012008. Tahun 2016, keluar Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK dalam rangka peningkatan kualitas dan daya saing sumberdaya manusia Indonesia. Setelah itu, lima Menteri Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Mendikbud Muhadjir Effendy, Menteri Riset-Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir, Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri, dan Menteri BUMN RIni M Soemarno berkomitmen dan sepakat menandatangani MoU tentang Pengembangan Pendidikan Vokasi berbasis Kompetensi yang link and match dengan DUDI. Tahun 2017, Kemenperin menyelaraskan kurikulum 35 program studi di SMK sesuai standar DUDI. Tahun 2018, Kementerian BUMN menginisiasi program magang mahasiswa bersertifikat. Tahun 2019, Mendikbud Nadiem Anwar Makarim dalam beberapa kesempatan mengatakan untuk menciptakan lulusan SMK siap kerja maka program Kemdikbud akan diselaraskan dengan DUDI. Untuk mendukung link and match tahun 2020, Kemdikbud mencanangkan beberapa program diantaranya Kampus Merdeka mahasiswa berkesempatan mengembangkan diri di luar program studinya selama tiga semester dan forum pengarah vokasi rumah vokasi sebagai media antara pendidikan vokasi dan DUDI, serta pengembangan lebih dari 400 SMK Center of Excellent CoE atau Pusat Keunggulan. CoE memuat pembelajaran mulai dari penyelarasan kurikulum bersama DUDI, yang diikuti dengan penyesuaian model pembelajaran dual based program, berbasis projek dan kewirausahaan, sistem blok, beserta sistem penilaiannya, pengembangan bahan ajar bersama, pelaksanaan praktek kerja lapang PKL di DUDI, sertifikasi kompetensi siswa oleh DUDI, pemagangan guru dan sertifikasinya, penerapan budaya kerja industri di SMK, hingga komitmen DUDI untuk merekrut lulusan SMK. Link and match Kemdikbud tahun 2021 mengusung nama link and match 8+1. Paket ini memuat 9 poin utama yaitu penyelarasan kurikulum antara SMK/PT Vokasi dengan DUDI, pembelajaran berbasis projek riil dari DUDI, jumlah dan peran guru/dosen dari DUDI ditingkatkan secara signifikan, magang/praktek kerja industri minimal 1 semester, sertifikasi kompetensi sesuai standard dan kebutuhan DUDI, guru/dosen secara rutin mendapat update teknologi dan pelatihan dari DUDI, riset terapan yang bermula dari kasus atau kebutuhan nyata di DUDI dan masyarakat, komitmen DUDI untuk merektrut lulusan SMK/PT vokasi, serta beasiswa atau ikatan dinas dari DUDI untuk siswa/mahasiswa. Dengan harapan dapat menyentuh langsung SMK/PTV di penjuru nusantara, program link and match tahun 2021 tidak hanya dilaksanakan eselon I Ditjen DIKSi, tetapi juga diembankan tugas kepada 7 balai besar vokasi termasuk Balai Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Kelautan Perikanan Teknologi Komunikasi dan Informasi BPPMPV KPTK. Saat ini, BPPMPV KPTK tengah melakukan verifikasi data link and match antara SMK/PT Vokasi di 32 provinsi di Indonesia. Setelah pendataan selesai, bakal dilakukan analisis sejauh mana program link and match yang sudah berjalan pada SMK/PT Vokasi khususnya bidang KPTK. Dengan demikian, BPPMPV KPTK dapat menentukan model pendampingan yang tepat kepada SMK/PT Vokasi bidang KPTK, termasuk merumuskan model peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikannya ***. Catatan Al Azhar Widyaiswara BPPMPV KPTK
PENDIDIKAN merupakan salah satu tolok ukur kemajuan suatu negara. Negara yang maju akan dibarengi dengan kualitas Sumber Daya Manusia SDM yang baik. Dengan meningkatkan sistem pendidikan, sama artinya meningkatkan kualitas SDM suatu negara. Artinya, kemajuan suatu bangsa atau negara, merupakan cermin dari kualitas pendidikan serta SDM yang ada pada negara tersebut. Sebagai warga negara Indonesia, tentu sebagian besar masyarakat dapat menilai bagaimana kualitas pendidikan di negara ini. Meski belum bisa dikatakan baik, namun pemerintah terus mengupayakan menyusun sistem pendidikan dan meningkatkan kualitas sarana pendidikan, dalam upaya meningkatkan kualitas SDM. Contoh paling dekat yang bisa kita lihat, ialah bagaimana upaya pemerintah dalam membentuk sistem pendidikan di tengah pandemi yang terjadi dua tahun terakhir. Lebih dari itu, pembentukan satuan pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan SMK yang setingkat dengan SMA memiliki tujuan dalam jangka panjang bagi kemajuan kualitas SDM negara Indonesia. Sejalan dengan tema pembangunan pendidikan jangka panjang pada tahun 2005-2024, pembangunan SMK diarahkan pada peningkatan daya saing. Baik secara nasional, bahkan hingga internasional, sebagai salah satu fondasi dalam membangun kemandirian serta daya saing negara Indonesia dalam menghadapi persaingan global di masa mendatang. Pelajar SMK dibekali beberapa skill pendukung sehingga nanti lulusan SMK mampu bersaing di dunia kerja. Hal ini merupakan keunggulan yang bisa didapatkan sekaligus yang diharapkan oleh pemerintah untuk memperbaiki SDM Indonesia, sekaligus meningkatkan ekonomi Indonesia melalui SDM yang memiliki daya saing dalam dunia industri. Hal ini juga memberikan daya tarik tersendiri bagi masyarakat, sehingga peminat SMK memiliki jumlah yang cukup banyak di beberapa daerah diseluruh Indonesia. Hingga awal tahun 2015, jumlah SMK di Indonesia mencapai angka lebih sekolah, dengan jumlah siswa 4,33 juta. Dengan populasi tersebut, artinya dari seluruh SMK tersebut memberikan layanan pendidikan kepada 143 ribu rombongan belajar atau 11,27 rombel per SMK dengan jumlah rata-rata tiga rombel per tingkat dengan total paket keahlian yang dibuka di SMK mencapai paket. Atau rata-rata tiga paket keahlian per SMK Ismainar, 2015. Berdasar data tahun 2018, jumlah SMK di Indonesia mengalami peningkatan mencapai angka Ini terdiri dari SMK swasta dan negeri. Sementara jumlah siswa mencapai lebih dari lima juta pelajar. Dengan rincian juta siswa SMK negeri, dan 2,8 juta siswa SMK swasta. Terkini
link and match smk dengan dunia kerja